Langsung ke konten utama

Ikhlas



Ikhlas, Sebuah kata yg sederhana dan terdengar lembut ditelinga. Dan kata ikhlas biasa kita ucapkan tatkala sudah tak ada pilihan harus menerima kekalahan. Tak jarang keikhlasan hari ini diungkit dihari esok tatkala kita kecewa. Pandangan ikhlas baru sampai pada pengorbanan materi yg sangat ringan. Kita katakan "Ikhlas" tetapi belum sampai pada mendahulukan kebaikan diatas ego kita.

Mari kita simak Surah Al-Ikhlas dalam Al-Quran, sbb:
  1. Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa
  2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
  3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
  4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
Tidak ada nada kelembutan dari ayat-ayat diatas. Tidak ada disebutkan kata "ikhlas" satu katapun dalam surah tersebut. Surah tersebut menjelaskan eksistensi Allah SWT.

Jika kita ingin membangun keikhlasan dalam hati kita, salah-satunya mungkin uraian dibawah ini bisa kita renungkan.

Keikhlasan baru sayup-sayup menghampiri hati kita ketika kita mengetahui sifat-sifat Allah seperti dalam Asmaul Husna.

Keikhlasan baru bertegur-sapa dengan hati kita tatkala kita bisa menyadari keaneka-ragaman ciptaan Allah.

Keikhlasan mulai berjabat-tangan dengan hati kita tatkala kita mengetahui ciptaan Allah yg tak terlihat oleh kasat mata seperti bintang dan planet di alam-raya serta fungsi organ dalam tubuh kita yg canggih ini.

Keikhlasan mulai berada dalam hati kita tatkala kita bergetar mendengar berita peristiwa kiamat dan ancaman panasnya api neraka.

Keikhlasan menguasai hati kita tatkala kita rindu syurga-nya Allah dan berlomba dalam berbuat baik karena Allah, tanpa perlu kita ucapkan sekalipun kepada siapapun dan pertontonkan kebaikan tersebut sepanjang hidup kita .

Itu semua termuat dalam Al-Quran, mari kita renungkan arti ayat-ayat Al-Quran meskipun hanya satu ayat dalam satu hari atau seminggu.

Ikhlas memang sulit, namun jangan putus-asa dengan hidayah Allah. Dengan mengendalikan emosi akan meningkatkan kualitas ibadah kita, insya Allah kita mendekatkan diri kita kepada hidayah tersebut.

Masih ingatkah kita kisah seorang pelacur yg masuk surga karena memberi air seekor anjing? Perkara ringan hanya segenggam air namun berat dilaksanakan karena setelah menyampingkan ego baru kita bisa berkorban.

Wallahu Alam Bisawab.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG KAFIR

Akhir-akhir ini, sebagian orang Islam dengan mudah mengatakan seseorang dengan sebutan Kafir ketika tidak sefaham dan seagama, malah cenderung sebagai ucapan kebencian. Dalam ajaran agama-agama Nabi Ibrahim AS. yaitu; Yahudi, Nasrani dan Islam, masing-masing mengenal kata kafir yang mempunyai arti masing-masing sama yaitu, orang yg tidak beriman. 1. Faham Yahudi Menurut Tanakh (Perjanjian lama), yang disebut "KAFIR" adalah bangsa-bangsa di luar Israel. * Bilangan 23:9 LAI TB, Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir (GOYIM) . GOYIM, sebagian besar ditujukan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, untuk membedakannya dengan bangsa Yahudi. 2. Kafir Dalam Perjanjian Baru Istilah "KAFIR" dalam Alkitab terjemahan Indonesia diserap dari bahasa Arab untuk merujuk kepada suatukalangan "luar" (beda keimanan). Telah...