Langsung ke konten utama

9 Dzulhijjah & Hikmah Haji



Seperti kita ketahui bersama menunaikan Ibadah Haji adalah salah satu rangkaian ibadah sebagai wujud ketaqwaan kita kpd Allah SWT dalam rangkaian ibadah Rukun Islam yg ke-5 untuk Umat Islam yg mampu secara materi dan fisik.

Perintah berhaji tertuang dalam beberapa ayat dalam Al-Quran sbb:
QS. Al-Hajj: 27

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

" Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,"
QS Al-Hajj: 29

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
" Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)."

Makna ibadah haji adalah ibadah spiritual yg tertinggi dari ibadah-ibadah lain dalam Rukun Islam. Didalam ibadah haji mencerminkan sosok individu yg sudah mencapai jiwa yg ikhlas adalah jiwa yg selalu bertasbih dan berserah-diri kepada Allah Yang Maha Agung karena sosok individu dianggap telah melewati makna sholat, puasa dan zakat.

Intisari ibadah haji sebagai refleksi jiwa yg ikhlas (QS. Al-Ikhlas) mengingatkan kita akan perisriwa masa lalu tauladan dari 3 orang nabi, orang-orang pilihan yg sepanjang hidupnya mengabdi kpd Allah SWT yaitu; Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad. Peristiwa yg selalu diingat oleh setiap Umat Islam yg terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Pada tanggal tersebut Nabi Ibrahim telah merelakan anak kesayangannya yaitu Nabi Ismail untuk diqurbankan atas perintah Allah SWT dalam 3 malam mimpi-mimpinya. Dan Nabi Ismail adalah sosok anak yg sholeh yg rela dan bersedia melaksanakan perintah Allah lewat mimpi-mimpi ayahnya yaitu Nabi Ibrahim. Tepat di tanggal 9 Dzulhijjah tatkala perintah itu akan dilaksanakan, tiba-tiba dengan kuasaNya (Allah SWT) mengganti Nabi Ismail yg siap disembelih itu dengan seekor domba sebagai qurban. Allah Maha Penyayang dan Pengasih yang tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yg selalu berserah-diri.

Peristiwa penting lainnya pada tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Muhammad SAW berpidato dihadapan ratusan ribu Umat Islam yang berkumpul di Hari Arafah sebagai pesan terakhir beliau dan juga sebagai pertanggung-jawaban beliau yg telah menyempurnakan dakwahnya selama beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira. Salah satu bait pidatonya sbb:

" Ya Allah, sudahkah aku sampaikan pesan ini kepada mereka? Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain (berkhianan)."

Pidato yg penuh khidmat dan mengharukan sekaligus pertanda awal perpisahan umat Islam dengan nabi sekaligus pemimpin yg amat dicintai umatnya yaitu ; Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Peristiwa penting yang ke-3 ditanggal 9 Dzulhijjah, setelah selesai pidato Rasulullah di Padang Arafah turunlah wahyu terakhir yaitu Al-Ma'idah Ayat3 sebagai wahyu penutup dari Kitab Allah yaitu Al-Quran yang ayatnya sbb:

" Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Dengan demikian sempurnalah dakwah beliau berakhir di Padang Arafah. Dan ibadah wukuf di Arafah sebagai simbol puncak terakhir rangkaian ibadah Umat Islam menuju Keridhaan Illahi.

Masih ada makna lain yg tersirat dari perjalanan ibadah haji spt; mulai ihram hingga tawaf, insyaAllah akan ditulis dilain waktu.

Wallahu alam bisawab.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG KAFIR

Akhir-akhir ini, sebagian orang Islam dengan mudah mengatakan seseorang dengan sebutan Kafir ketika tidak sefaham dan seagama, malah cenderung sebagai ucapan kebencian. Dalam ajaran agama-agama Nabi Ibrahim AS. yaitu; Yahudi, Nasrani dan Islam, masing-masing mengenal kata kafir yang mempunyai arti masing-masing sama yaitu, orang yg tidak beriman. 1. Faham Yahudi Menurut Tanakh (Perjanjian lama), yang disebut "KAFIR" adalah bangsa-bangsa di luar Israel. * Bilangan 23:9 LAI TB, Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir (GOYIM) . GOYIM, sebagian besar ditujukan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, untuk membedakannya dengan bangsa Yahudi. 2. Kafir Dalam Perjanjian Baru Istilah "KAFIR" dalam Alkitab terjemahan Indonesia diserap dari bahasa Arab untuk merujuk kepada suatukalangan "luar" (beda keimanan). Telah...